Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jamaah Haji Indonesia Hendaknya Lakukan Hal Berikut...


Ilustrasi (Foto : istimewa)
Jakarta, Kabar28.com, – Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah, Nasrullah Jasam melaporkan suhu udara di Arab Saudi saat ini sudah mencapai 51 derajat celcius. Paling rendah, suhunya berkisar antara 44-45 derajat celcius.
“Bagi jamaah Indonesia, ini cukup panas. Banyak yang perlu disiapkan. Misalnya, banyak minum air agar tidak dehidrasi. Kemudian konsumsi makanan sehat yang disediakan katering kami. Jadi bisa tetap fit menjalankan ibadah haji,” terangnya dari Makkah, Selasa (1/8/2017).
Sementara dari Jakarta, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Dokter Eka Yusuf Singka menyarankan agar jamaah haji Indonesia bisa mengendalikan diri. Jangan sampai karena terlalu bersemangat, terus berada di luar ruangan dan terjemur sinar matahari langsung.
“Berada di luar boleh, tapi pakai payung. Bawa air untuk disemprotkan ke wajah, dan sering-sering minum,” pintanya.
Sebab kalau sudah sampai dehidrasi, ujungnya bisa stroke, kata Eka. Dia menerangkan, dehidrasi bisa membuat darah manusia mengental. Apabila sudah terkena stroke, kecil kemungkinan untuk bisa ditolong. Padahal kunci pencegahannya, menurut dia sangat mudah, yaitu banyak minum air mineral.
“Minumnya jangan air es. Sedikitnya, delapan botol ukuran 500 cc per hari. Kalau pengalaman saya, bawa handuk basah, tempelkan di kepala. Bawa jalan, sampai ke hotel kering. Lihat betapa cepat penguapannya,” tambah Eka.
Jika jamaah haji Indonesia bisa menjaga dirinya sendiri selama ritual ibadah haji, Eka percaya para jamaah bisa lebih kuat menjalankan niat mulianya di Tanah Suci.
Lebih lanjut, Eka menyarankan agar jamaah haji Indonesia mendengarkan kata ketua kloter dan tim kesehatan yang bertugas di Tanah Suci. Ia menekankan, jika jamaah haji memang datang ke sana niatnya untuk beribadah, sudah sewajibnya mematuhi aturan yang ada.
Aturan yang dimaksud, seperti istirahat cukup, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta mengikuti jadwal dan tetap berada pada rute-rute yang ditetapkan. Dengan begitu, tidak ada cerita tragedi mina terulang, apalagi jamaah haji tersasar.
Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kementerian Agama (Kemenag), Ahda Barori menuturkan, ratusan jamaah haji Indonesia yang menjadi korban tragedi Mina adalah contoh jamaah yang tidak mematuhi aturan. Ia berani mengatakan begitu, karena setelah diselidiki, insiden itu terjadi di luar rute jamaah haji Indonesia dan pada waktu yang tidak disarankan panitia penyelenggara.
Sumber : okezone.com