Mampukah Polwan Bersaing dengan Polisi Laki-laki Jadi Kapolda?


Lia Cikita 2018-03-29 21:40:45 Nasional 44 kali

Ilustrasi (Foto : istimewa)

Jakarta, Kabar28.com, - Asisten SDM Kapolri Irjen Arief Sulistyanto mengatakan, bukan tak mungkin polisi wanita (polwan) menduduki jabatan strategis seperti Kepala Polda.

Namun, Arief mengakui bahwa jumlahnya tidak akan sebanyak polisi laki-laki. Jumlah polwan saat ini diakui dia mengalami stagnansi dalam regenerasi.

"Polwan senior yang terakhir itu PTIK lulusan 1968, terus sampai Kombes. Selesai itu tidak ada lagi," kata Arief di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (29/3/2018).

Sementara, penerimaan taruni pada 2015 lalu rata-rata masih berpangkat Kompol. Arief mengatakan, hal ini menjadi pekerjaan rumah bagian SDM untuk membina para polwan agar memiliki kemampuan yang bisa mengimbangi polisi laki-laki.

"Ini harus saya lakukan betul-betul pembinaan karir yang baik supaya mereka ini betul-betul siap untuk nanti bersaing dengan polisi laki-laki," kata Arief.

Arief mengatakan, sebagai orang yang mengurusi sumber daya manusia, dirinya tidak melihat gender dalam pembagian tugas. Ketika ditugaskan menjadi Kapolres, misalnya, harus bisa menghadapi tantangan yang sama dengan polisi laki-laki.

Namun, pihaknya akan memilih polwan yang memiliki jiwa petarung untuk menjadi pemimpin.

"Karena kasihan juga nanti dia ketika ditugaskan di situ, hantamannya cukup besar, tantangannya cukup besar, ada keterbatasan kan," kata Arief.

"Yang kami harapkan dia sebagai seorang polwan mampu mengatasi itu semuanya," ujar dia.

Saat ini bagian SDM Polri tengah menguji coba dengan menjadikan Brigjen Pol Sri Handayani sebagai Wakil Kapolda Kalimantan Barat. Diketahui, Sri merupakan polwan pertama yang menjabat posisi tersebut.

"Nanti apakah dia teruji di sana bagus, baru kita jadikan Kapolda," kata Arief.

Meski begitu, Arief mengakui banyak halangan bagi polwan untuk menempati jabatan struktural. Halangan tersebut, misalnya, jika polwan itu hamil dan cuti cukup panjang untuk melahirkan.

Belum lagi, kewajiban mengurus anak sehingga harus membagi konsentrasi pekerjaan. Ia khawatir kerjanya tidak maksimal dengan keadaan seperti itu.

Selain itu, kata dia, biasanya polwan akan berat meninggalkan suaminya jika ditugaskan ke daerah lain.

"Nanti kalau kita pisahkan kita tidak manusiawi juga, apalagi punya anak kecil," kata Arief.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian sebelumnya menginginkan suatu saat ada polwan yang memenuhi kualifikasi sebagai Kepala Polda. Tito bercerita, saat menjalani uji kelayakan dan kepatutan di DPR pada Juni 2016, anggota dewan pernah menyinggung soal penempatan polwan.

Menurut anggota dewan itu, kata Tito, sangat jarang ada Kapolda dari unsur polwan. Saat itu, Tito tersadar bahwa saat ini belum ada polwan yang jadi Kapolda.

"Kami harapkan mudah-mudahan enggak dalam waktu lama bisa," kata Tito.

Untuk hal tertentu, kata dia, polwan justru bisa lebih diterima oleh masyarakat melalui pendekatan yang lebih persuasif. Polwan juga bisa ditempatkan pada daerah yang rawan korupsi seperti di Korps Lalu Lintas atau di reserse.

"Mereka bisa lebih banyak di situ dengan harapan bisa mengubah. Bukannya ikut ikutan," kata Tito.

Sumber : kompas.com

Bagikan Berita/Artikel ini :

Berita Terkait


Berita Terbaru


close