Menteri Agama: Perempuan Punya Peran Penting Cegah Korupsi


Lia Cikita 2018-03-08 22:31:03 Nasional 35 kali

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (Foto : istimewa)


JAKARTA, KOMPAS.com—Perempuan diyakini punya kekuatan luar biasa dalam mencegah sikap dan perilaku koruptif sejak dari lingkungan keluarga. Penanaman kesadaran sejak dini terkait pencegahan korupsi, menjadi faktor kunci.

"Kekuatan perempuan ada pada kelembutannya mengajarkan kesadaran kepada seluruh anggota keluarga tentang bahaya korupsi," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat membuka Sosialisasi Program Pencegahan Korupsi Training of Trainer (ToT), di Jakarta, Kamis (8/3/2018), seperti termaktub dalam siaran pers-nya.

Pelatihan tersebut mengangkat tema "Pencegahan Korupsi Berbasis Keluarga". Lukman pun menggarisbawahi pentingnya kesadaran pencegahan korupsi berawal dari keluarga.

Faktor kesadaran, kata Lukman, adalah modal penting menjauhkan budaya korupsi sejak di lingkungan terkecil yaitu keluarga. Terlebih lagi, korupsi tidak hanya akan merugikan pelakunya tetapi juga orang lain termasuk keluarga dan dilarang oleh ajaran agama apa pun.

Dalam acara tersebut, Lukman sempat berdialog dengan para peserta yang merupakan para istri pegawai Kementerian Agama. Diskusi pun banyak menyinggung penyebab praktik korupsi terus saja terjadi.

Selain faktor eksternal, Lukman berpendapat korupsi juga terpicu oleh ketidakmampuan pengendalian diri terkait pemenuhan nafsu duniawi yang melampaui batas. Gaya hidup dan gengsi yang melebihi kemampuan pendapatan, sebut dia, ada di antara cirinya.

"Ada gengsi seakan istri pejabat harus gaul sama sosialita. Ada tuntutan gaya hidup, masa istri pejabat ngopi di kafe kelas mewah. Kalau tidak punya qanaah pasti akan merasa kurang saja dalam hidup dan ujung-ujungnya pasti korupsi," papar Lukman.

Karenanya, Lukman mengajak para peserta pelatihan untuk berperan menjadi garda terdepan pencegahan korupsi.

"Kita sedang menorehkan sejarah untuk generasi ke depan agar punya kesadaran perangi korupsi," tegas Lukman.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Panjaitan mengingatkan, perang melawan korupsi hakikatnya bukan semata tugas KPK. Semua kalangan, kata dia, punya tugas yang sama, termasuk para perempuan dan ibu.

Menurut Basaria, tugas KPK hanyalah pendorong dan pemacu semua kementerian, serta pemerintah provinsi, kabupaten, kota, dan seterusnya, untuk tidak membiarkan korupsi terjadi.

"Visi utama kita adalah pencegahan," tegas Basaria.  

Terkait pentingnya peran perempuan dalam pencegahan korupsi, Basaria memaparkan hasil riset yang pernah digarap KPK pada 2012. Merujuk riset itu, ungkap dia, ternyata hanya 4 persen anak yang mendapatkan pengajaran soal kejujuran oleh para ibu.

Padahal, 80 persen pendidikan awal diperoleh dari ibu dan 50 persen lebih penduduk Indonesia adalah perempuan.

"Kita anggap andai seluruh perempuan kita ajak bersama sesuai dengan pekerjaaan masing-masing, untuk selalu mengingatkan (pencegahan) korupsi. Kalau di rumah ingatkan anak, adik, suami, dan di  kantor ingatkan teman-teman, rasanya pencegahan (korupsi) akan ringan," kata Basaria.

Basarian lalu mengajak para ibu mengenali, memahami, mengingkatkan, dan melaporkan tindak pidana korupsi. Tujuannya, tegas dia, melindungi suami dan anak atau keluarga dari perbuatan melanggar hukum tersebut.

Inspektur Jenderal Kemenag Nurkholis Setiawan mengatakan, pelatihan ini merupakan bentuk upaya pencegahan korupsi di internal Kementerian Agama. Kegiatan digelar bersama Gerakan Saya Perempuan Antikorupsi (SPAK), gerakan antikorupsi hasil kerja sama Australia-Indonesia Partnership for Justice (AIPJ) dan KPK.

Menurut Nurkholis, perempuan bisa berpartisipasi melakukan pencegahan korupsi apa pun latar belakang pendidikan dan pekerjaaannya. Pelatihan tersebut diikuti 110 peserta, terdiri atas istri pejabat eselon I Kementerian Agama dan istri kepala kantor wilayah Kementerian Agama.

Sebelumnya, kegiatan serupa pernah digelar pula dengan melibatkan 64 peserta. "Jika ditotal akan ada 174 kader antikorupsi dan semoga bisa menginspirasi kaum pria untuk melakukan kegiatan yang sama," ungkap Nurkholis.

Sumber : kompas. com

Bagikan Berita/Artikel ini :

Berita Terkait


Berita Terbaru


close